Fasion merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh anak muda jaman sekarang. Dari ujung rambut hingga ujung kaki tidak luput dari perhatiannya.
Terdapat dua golongan besar pandangan anak muda terhadap fashion. Pertama, golongan yang selalu mengikuti tren yang ada sehingga fasionnya selalu berubah-ubah. Kedua, golongan yang tidak mengikuti tren akan tetapi memiliki fashion yang tetap, sehingga cenderung memiliki fashion yang tidak berubah drastis.
Golongan yang cenderung tidak merubah fashionnya akan membeli barang yang dapat digunakan disetiap masa. Golongan ini cenderung akan menyayangi barangnya serta merawat barangnya sehingga barangnya akan tetap awet.
Ada sebuah tren yang pro dengan golongan yang cenderung memiliki fashion tetap. Tren tersebut adalah tren reparasi sepatu. Tren ini membawa dampak baik. Selain bisa selamatkan sepatu kesayangan tren ini juga dapat menjaga lingkugan.
Data EPA paparkan limbah sampah bekas meningkat 361% sejak 1960 hingga 2015. Gara-gara ini, limbah sepatu ‘bantu’ industri fashion jadi insustri terbanyak hasilkan polusi di dunia. Apalagi karet sol sepatu, butuh waktu hingga 80 tahun untuk terurai, sedangkan sepatu kulit butuh 50 tahun agar terurai. Dikutip dari oponi.id
Bahkan, jika mengacu pada penelitian terbaru, menurut laporan dari ellenmacarthurfoundation.org, limbah dari aktivitas pembuatan baju, celana, hingga sepatu di seluruh dunia menghasilkan emisi gas lebih merusak dibanding gabungan industri pelayaran dan penerbangan.
Hasil reparasi sepatu tidak kalah keren dari beli sepatu baru. Selain bikin kita tidak konsumtif, reparasi sepatu juga dukung konsep sustainable fashion. Konsep yang berkomitmen lebih ramah lingkungan. Jadi kalian bisa tetap eksis tanpa harus korbankan alam semesta.