Tentang Sebuah Matkul

Benar kata seseorang ataupun beberapa orang, tingkat II merupakan tingkat inti dari perkuliahan. Materi-materinya adalah materi inti, tapi ada satu matkul yang menurtku inti off the inti, yaitu Teknik Penulisan Karya Ilmiah (TPKI). Matkul TPKI membuat matkul lain jadi lebih teraplikasikan dan setelah teraplikasikan lalu akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

Terdengar bagus bukan? Bisa berkonribusi bagi masyarakat.

Tapi tidak semudah itu kawan, melewatinya saja tidak menjamin sudah berkontibusi bagi masyarakat tanpa sebuah karya. Melewatinya hanya sebagai aktivitas perkuliahan saja perlu perjuagan, apalagi membuatnya menjadi bermanfaat bagi masyarakat.

Terdengar sulit bukan?

Banyak gambaran perasaan yang tidak bisa digambarkan begitu saja dalam melewatinya. Untuk itu ada sedikit plesetan puisi dari puisi yang bejudul “Tentang Seseorang” karya Rako Prijanto.

Inilah sedikit plesetannya

~
Ku lari ke teras, kemudian menyanyiku
Ku lari ke kamar, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci



Bosan Aku dengan penat,
Dan enyah saja kau tugas yang berat

Ambil saja smartphonenya biar ramai
Biar mengaduh dalam status wa sampai gaduh
Ada malaikat duduk di meja belajar putih
Kenapa tak buka saja laptopnya, biar tuntas
Atau aku harus lari ke teras lalu belok ke kamar?
~

Ya, itulah sedikit gambaran tentang menjalani matkul ini, walaupun hanya 2 SKS tapi tugasnya bisa lebih banyak dari matkul 3 SKS.  Satu hal yang pasti yaitu lari ke teras, ke kamar atau kemanapun tidak akan menyelesaikannya. Duduk manis dan buka laptop akan membuatmu menjadi lebih baik.

Berikut puisi aslinya

Tentang Seseorang
(Karya : Rako Prijanto)

Ku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
Ku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci

Aku ingin bingar,
Aku mau di pasar
Bosan Aku dengan penat,
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika Ku sendiri

Pecahkan saja gelasnya biar ramai,
biar mengaduh sampai gaduh,
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih,
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan lalu belok ke pantai?

Sumber : Fimela.com

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai